Pertamina minta 78.304 pengecer LPG 3 kg di Jateng-DIY jadi pangkalan

Pertamina minta 78.304 pengecer LPG 3 kg di Jateng-DIY jadi pangkalan

Yogyakarta – PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah meminta sebanyak 78.304 pengecer. LPG bersubsidi ukuran tabung tiga kilogram di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta segera beralih menjadi pangkalan.

Regional Head of Communication, Relations and Corporate Social Responsibility (CSR) PT.Pertamina Patra Niaga Region Jawa Tengah Taufiq Kurniawan dalam keterangannya di Yogyakarta, Senin, mengatakan, himbauan tersebut sesuai dengan kebijakan pemerintah yang mengatur penyaluran LPG 3 kg hanya melalui pangkalan resmi mulai 1 Februari 2025.

“Kami memberikan kesempatan kepada pengecer untuk menjadi pangkalan resmi LPG 3 kg milik PT.Pertamina Patra Niaga,” ujar Taufiq. Taufiq mengatakan, stok elpiji 3 kg di Provinsi Jawa Tengah saat ini tercatat sebanyak 10. 762 metrik ton (MT), sedangkan di sektor DIY angkanya 1.288 ton.

Sementara itu, jumlah pangkalan LPG 3 kg di Jawa Tengah sebanyak 54.717 pangkalan dengan rasio enam pangkalan per desa dan di Daerah Istimewa Yogyakarta. tidak kurang dari 8013 basa dengan rasio 18 basa per negara. Pertamina Patra Niaga juga memberikan kemudahan bagi diler yang ingin melakukan upgrade secara resmi dengan persyaratan yang cukup mudah.

Menurut Taufiq, mereka cukup mendatangi sub distributor atau pangkalan dengan membawa kartu tanda penduduk, foto perusahaan, dan nomor induk usaha (NIB).

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PT.Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari bergabung dengan kebijakan baru tersebut. Masyarakat kini dapat membeli LPG bersubsidi langsung dari toko resmi dengan harga lebih murah dibanding dari pengecer.

Selain itu, menurutnya, pembelian di tempat juga menjamin pengukuran lebih akurat karena tersedia timbangan di tempat.

Untuk memudahkan masyarakat menemukan pangkalan LPG 3 kg terdekat, Petronas Patra Niaga menyediakan akses pencarian melalui tautan https://subsiditepatlpg. mypertamin. id/inpolpg3kg atau melalui call center 135.

“Tentunya harganya lebih murah dibanding pengecer, karena harga jualnya sudah sesuai dengan Harga Jual Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah daerah masing-masing,” kata Heppy. Widodo, pemilik depot LPG 3 kg di Kota Yogyakarta, mengaku tidak keberatan dengan kebijakan baru tersebut.

Memastikan distribusi LPG di sekitar pangkalannya dilakukan dengan benar dan memastikan pembeli menyertakan kartu identitas mereka sesuai peraturan pemerintah. “Saya sudah disiplin dalam menegakkan aturan sejak awal. Yang penting saya tetap mengutamakan mereka yang benar-benar membutuhkan, terutama konsumen di sekitar basis saya,” kata Widodo.